Semua ini karena keinginan Sonia yang ingin bebas dari semua penjagaan dan dengan terpaksa mereka menyetujuinya.
Walaupun begitu, kekuatan keluarga ini jangan pernah dianggap remeh.
Kelompok Sonia masuk ke tempat reptil. Di sana Sonia sangat takjub saat melihat komodo dan juga buaya.
“ Mereka kayak dinosaurus ya?” Zain mendekat dan mengangguk seraya membenahi letak kacamatanya sedangkan Roy hanya memakai headshetnya dan tidak terlalu perduli. Mereka meninggalkan tempat itu setelah Sonia berhasil selfie dengan buaya dan komodo. Mereka langsung memasuki kawasan binatang buas lainnya seperti harimau, macan dan yang lainnya. Di sini Roy yang paling semangat. Dia selfie berkali – kali dengan binatang – binatang itu. Sonia hanya terkikik geli sedangkan Zain memijit pangkal alisnya melihat kelakuan Roy yang menurutnya sudah kekanakan itu tetapi mulutnya entah kenapa tersenyum senang.
“ Huwaaa, cepat lari!” Sekelompok orang berlari berlawanan arah dan berhambur keluar. Beberapa orang sempat menabrak mereka karena saking terburu – burunya. Hal ini kontan saja membuat mereka bertiga kebingungan tetapi kebingungan mereka terjawab saat ada sekelompok makhluk yang memakai pakaian sama seperti Sonia saat Hallowen tetapi mereka adalah laki – laki.
“ Vampir?” Sonia bergumam dengan dirinya sendiri.
“ Bukan. Itu adalah kelompok dracula.” Pernyataannya langsung ditepis oleh Zain yang saat ini sedang berada di depannya bersama Roy yang tengah memasang kuda – kudanya. Kelompok dracula itu langsung menyerang mereka. Mereka menyerang Roy dengan kecepatan kilat dan hampir saja dracula itu berhasil menggigit lehernya tetapi untungnya Zain dapat menangkis mereka. Walaupun begitu, mereka berdua kalah jumlah sehingga mereka dapat dikepung dengan mudah.
“ Sial!” Roy mengumpat sejadi – jadinya. Zain hanya menghela nafas dan menoleh kearah Roy juga Sonia.
“ Aku harap kalian tidak akan terkejut,” Roy dan juga Sonia mengangkat bahu tidak mengerti akan perkataan Zain tetapi tiba – tiba kabut menyelimuti mereka dan saat kabut itu hilang. Di depan mereka tubuh para dracula itu ada di lantai dan tidak bergerak sama sekali. Apalagi ditambah penampilan Zain yang mengenakan pakaian seperti yang dikenakan Daniel, tetapi terdapat sebuah lencana emas di dadanya.
“ Siapa kau?” Zain tersenyum mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Roy. Dia maju tetapi Roy mundur kebelakang bersama dengan Sonia, terlihat jelas bahwa dia ketakutan. Tidak dapat melakukan apapun, Zain berhenti dan menaruh tangannya di dadanya.
“ Perkenalkan aku adalah Zain, panglima vampir.” Zain membungkukan badannya sebagai tanda penghormatan.
“ Bagaimana bisa?” Roy bertanya dan berjalan mendekat, tidak pernah tahu tentang hal ini. Zain mendekati mereka dan menjelaskan semuanya.
“ Sebelum keluargamu menemukanku, aku adalah panglima vampir yang bertugas untuk menjaga Sonia yang notabenanya adalah mate pangeran.” Zain kembali ke wujudnya yang semula dan mengajak mereka untuk kembali. Saking terkejutnya, mereka hanya dapat mengangguk dan mengikuti Zain. Mereka berkummpul bersama dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke mansion karena insiden tadi. Mobil yang membawa Sonia, Roy dan juga Zain sepi, tidak ada yang berani bersuara berbeda dengan saat mereka ke kebun binatang. Roy dan Sonia masih terkejut dengan fakta yang cukup mencengangkan bagi mereka terutama Roy yang akhirnya mengetahui tentang rahasia pelayannya. Sedangkan Zain memang jarang bicara terkecuali ada orang yang memancingnya dan saat menjahili Roy, tetapi kali ini bahan kejahilannya sedang bengong dengan ucapanya tadi.
“ Oh iya. Nanti malam kita diundang ke rumah Daniel untuk undangan makan malam.” Zain mengingatkan Roy juga Sonia akan undangan yang baru saja dia terima dari Daniel dan memberitahu sang kepala keluarga lewat e – mail. Sekarang, Sonia malah nervous dengan acara nanti malam karena dia akan bertemu dengan Daniel.
Tampak beberapa gaun berserakan di atas kasur putih polos itu. Sonia mengacak rambutnya, frustasi dengan pakaian yang harus dia kenakan. Para maid khawatir karena Sonia melarang mereka untuk masuk ke dalam. Salah satu dari maid itu memutuskan memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Sonia.
“ Miss Sonia, boleh saya masuk?” Suara maid itu terdengar pelan memasuki indra pendengarannya. Sonia hanya menoleh, tetapi tidak menjawab. Lama menunggu jawaban, akhirnya salah satu maid masuk ke dalam sehingga mendapat pelototan dari Sonia.
“ I am sorry, Miss. Tetapi biarkan kami membantu anda, please?” Sonia menghela nafas dan akhirnya mengangguk, membiarkan para maid menyelesaikan tugasnya. Mengikat rambut, memilihkan dress yang cocok dengannya dan semua yang menurut mereka perlu. Memang terdengar berlebihan, tetapi ini adalah makan malam antara dua orang bangsawan, jadi wajar. Mereka pergi setelah puas merias Sonia dan meninggalkannya sendiri duduk di depan cermin menatap takjub dirinya.
“ Miss Sonia, apakah anda sudah siap?” Suara maid terdengar menyeruak dari balik pintu. Sonia menghela nafas dan bangun dari tempat duduknya. Dia tidak menjawab dan langsung keluar. Dia menuruni tangga dan langsung melihat bahwa keluarga Uncle Randy sudah datang. Mereka menghentikan pembicaraannya dan tersenyum simpul melihat kedatangan Sonia sedangkan Sonia melihat ada semburat merah di wajah pucat Daniel. Sontak dia menggelengkan kepala, berusaha menyangkal apa yang barusan dia lihat. Zain menarik kursi disebelah Roy dan mepersilahkannya untuk duduk seraya tersenyum mesum dan langsung mendapat pelototan gratis dari Roy.
“ Kau tampak cantik, dear” Vanisa tersenyum lembut dan memuji kecantikan Sonia yang tidak pernah dilihatnya karena tertutupi oleh kepolosannya. Semua orang mengangguk setuju membuat wajah Sonia sedikit memerah.
“ Thanks, Aunty Vany.” Dia tersenyum membalas pujian dari Vanisa yang membuat seseorang semakin terpesona dengannya.
Kevin memulai acara makan malam itu, tetapi belum sempat mereka mencicipi makanannya tiba – tiba sekelompok dracula masuk.
“ Nggak jadi makan deh.” Bukannya ketakutan atau malah kabur menyelatkan diri, Zain yang berada di sebelah Roy hanya mengurusi tentang hidangan di depannya. Semua orang di sana bangun dan gemetar ketakutan karena saat ini mereka tengah dikepung oleh sekelompok dracula yang sepertinya sedang kehausan dan lapar. Daniel dan Zain maju, berusaha melindungi mereka semua. Daniel lebih tepatnya berusaha melindungi sang mate dan Zain mendapat gilirang melindungi para maid juga butler. Daniel maju tetapi tangannya ditahan oleh Sonia yang membuatnya berbalik dan melihat Sonia yang menggeleng karena tidak ingin Daniel terluka. Hal yang tidak pernah Sonia sangka, jika Daniel tersenyum lembut kepadanya yang sontak membuat wajah Sonia lebih merah daripada saat dipuji oleh Vanisa. Genggaman tangannya terlepas, percaya pada Daniel. Daniel dan Zain maju dan dengan segera mereka mengubah diri mereka menjadi vampir. Zain mengalahkan dracula yang mengincar Roy dan juga para pelayan. Dia tersenyum meremehkan kepada Roy sehingga emosinya tersulut. Dia maju membantu Zain untuk mengalahkan para dracula itu. Roy sedikit lengah saat tiba – tiba seorang dracula hampir menyerangnya, tetapi untungnya Zain melihatnya.
“ Dasar, fokuslah sedikit!” Pertama kali Roy melihat Zain marah kepadanya. Dia mengangguk ketika mengerti alasan dari kemarahannya. Meninggalkan mereka berdua, Daniel yang dalam wujud vampirnya tampak dengan mudah mengalahkan semua vampir itu. Dia mendekat kearah Zain dan Roy seraya menyeringai penuh arti.
“ Mau bertaruh, siapa yang selesai duluan ?" Dia menyeringai yang dijawab dengan geraman dari Roy dan juga anggukan patuh dari Zain dan benar saja, mereka berdua mulai menghabisi para dracula itu. Para penghuni mansion terkegum dengan kehebatan mereka bertiga terutama Daniel yang sangat mudah mengalahkan seperti mereka hanya hama kecil. Pertarungan selesai dengan cepat dan tanpa adanya perlawanan yang berarti dari pihak lawan. Daniel mendekati semua orang yang masih melongo melihat semua kejadian itu, Daniel menghela nafas karena harus menjelaskan semuanya terutama kepada keluarganya sendiri.
“ Baiklah. Aku tahu kalian terkejut tetapi dengar dulu penjelasanku.” Daniel memijit pengkal hidungnya karena bingung harus memulai dari mana.
“ Aku seorang pangeran vampir dan itu menurun dari kakek. Jangan tanya kenapa dad tidak menjadi vampir juga.” Sela Daniel ketika dia melihat Kevin ingin bertanya sehingga dia mengurungkan niatnya.
“ Tetapi jangan takut karena aku tidak dapat meminum darah seenaknya. Aku hanya dapat meminum darah dari mateku dan dia adalah Sonia. Bolehkah uncle?” Semua orang terkejut dan menatap kearah Kevin yang tengah menghela nafas. Dia melihat kearah Daniel dengan serius seraya mengangguk.
“ Tentu tetapi kau tahu apa tugasmu, ‘kan?” Semua orang terpesona dengan kewibawaan Kevin yang pertama kali mereka lihat. Tifanny juga tidak luput dari pesona Kevin, dia tampak bersemu.
“ Lagi pula kau itu vampir, keren banget!” Nah keluar deh. Hilang sudah kewibawaan dari Kevin sehingga membuat yang lainnya melongo dan menghela nafas. Tifanny mendekati Kevin yang sudah seperti melihat keajaiban dunia dan memukul kepalanya. Kevin mengaduh dan semua orang di sana tertawa. Daniel mendekati Sonia membuat suasana kembali hening. Sonia memandang lurus kearah mata Daniel. Daniel memegang tangan Sonia dan menciumnya lembut membuat Sonia tersipu. Semua orang bersorak. Zain mencoba memeluk Roy yang tengah menghapus air mata terharunya yang langsung ditepis oleh Zain. Kevin yang mengecup kening Tifanny lembut yang membuatnya tertawa karena sikap Kevin itu. Para maid dan juga butler tersenyum senang karena tuan putri mereka, Sonia telah menemukan orang yang cukup hebat untuk menjaganya.
Vanisa dan juga Randy tersenyum senang melihat anak mereka sudah cukup dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa semua penghuni mansion itu tengah gembira karena telah lahir pasangan yang unik tersebut.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar