Jumat, 17 Februari 2017

Love Song, Memory | Yamazaki Akira


Memory

“Iya dan kau tahu, aku telah menemukan permata yang sangat indah.”
“Tadi kan kau bilang bertemu dengan seorang wanita, siapa namanya?”


“Kalau tidak salah, namanya Deana.” Ucapku sambil mengingat-ingat.
“Lalu, lagu yang dinyanyikannya itu lagu apa?’
“Love song, Deana bercerita bahwa lagu itu mempunyai kekuatan sihir bagi penyanyi serta yang ditujukan”
“Yang ditujukan, maksudnya?”
“Maksudnya, lagu Love Song tidak dapat didengar oleh sembarang orang, tapi lagu ini hanya dapat didengar oleh yang diinginkan penyanyi untuk mendengarnya, begitu!” Jelasku kepada Rendra yang sepertinya sangat tertarik kepada ceritaku tentang Deana dan Love Song. Tidak terasa kami sudah sampai dirumah. Rumahku dan Rendra bersebelahan, jadi sudah biasa Rendra menginap di rumahku dan sebaliknya. Rendra tinggal bersama kedua orang tuanya, sedangkan aku hanya tinggal sendiri karena aku membeli apartemen ini agar jarak rumahku dengan tempat kuliah tidak terlalu jauh. Aku mengambil Jurusan Kedokteran, sedangkan Rendra Jurusan Akuntansi.
Di dalam kamar, aku tidak bisa melupakan semua tentang Deana dan tiba-tiba, aku mendengar ada suara orang menyanyi yang aku kenali adalah suara Deana dan lagunya love song. Awalnya aku kira aku hanya berhalusinasi jadi aku biarkan saja. Tapi suara itu bukannya menghilang, tapi malah semakin keras. Kuputuskan mengikuti suara itu yang ternyata berasal dari ruang tamu. Sampai di ruang tamu, aku terkejut menemukan Deana disana.
“Deana, kaukah itu?”
“Hai Rizki, iya aku Deana.”
“Apa yang kau lakukan disini?” Saat ku tanya, dia hanya melihatku dengan tatapan rindu. Mengapa dia terlihat seperti seorang yang merindukan seseorang dan kenapa aku juga merasakan rasa rindu kepada Deana.
“Aku sangat merindukanmu, pangeran” ucapnya sambil membungkukan badan dan langsung memelukku. Aku sempat terkejut saat tiba-tiba Deana memelukku dengan sangat erat, tapi aku tidak dapat melepaskan pelukannya karena aku merasa perasaan yang sangat kuat pada Deana. Aku membalas pelukannya dan kami terdiam cukup lama, ingat bahwa tadi Deana memanggilku Pangeran
“Deana, aku ingin bertanya padamu, kenapa kau memanggilku pangeran?”
Deana melepaskan pelukannya yang membuatku merindukan kehangatan dari pelukan itu dan mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk. Aku dapat melihat matanya yang merah karena terlalu lama menangis, pipi chubbynya yang basah karena air mata dan beberapa isakan yang lolos darinya. Aku terkejut ketika mengetahui dia menangis, entah kenapa ada perasaan sesak yang menyusup kedalam hatiku saat melihatnya seperti ini.
“Anda belum ingat pangeran?”
“Ingat, ingat tentang apa?”
Saat aku mengatakan hal itu, Deana menundukkan kepalanya kembali, sepertinya menyesali sesuatu
“Maaf, aku kira kau sudah ingat,” katanya lirih
Apa yang telah aku lakukan, membuat bidadariku ini bersedih adalah suatu kesalahan yang sangat aku hindari. Jadi, aku akan melakukan apapun untuk membuatnya tersenyum kembali.
“Apa tidak ada cara untuk mengembalikan ingatanku?”
Dia terlihat sedang berpikir keras. Ekspresinya saat itu sungguh menggemaskan dengan dahi yang dikerutkan.
“Oh iya, kalau tidak salah ada satu cara agar ingatanmu kembali lagi” serunya dengan semangat.
“Jadi, bagaimana caranya?” Tanyaku dengan antusias. Semua untukmu, Deana.
“Love song. Caranya dengan menyanyikan lagu itu dari awal sampai akhir. Bukankah aku sudah mengatakannya, bahwa lagu itu memiliki kekuatan sihir, jadi kita bisa mencobanya”
“Baiklah, ayo kita mulai!” Kataku dengan mantap, diikuti dengan anggukan dari Deana.
Dia langsung menyanyikan lagu itu dari awal. Saat alunan nada itu dinyanyikan, seperti ada pecahan-pecahan memori yang masuk ke dalam pikiranku. Rasanya sangat sakit, karena tidak tahan akan rasa sakit itu, aku tidak sadarkan diri. Walau aku sudah tidak sadarkan diri,aku masih bisa mendengar suara nyanyian Deana. Saat aku membuka mata, bukannya berada di ruang tamu tapi berada disebuah tempat yang sepertinya belum pernah aku kunjungi. Disana banyak pohon yang rimbun dan sangat sejuk. Saat aku berbalik, aku melihat pemandangan yang sangat indah dan disana ada seorang wanita yang sedang memunggungiku berpakaian ala bangsawan Eropa. Rambutnya hitam panjang bergelombang digerai dan mahkota sebagai hiasannya. Dia sangat cantik.
“Puuttrrii !”
Sebuah suara menghentikan kegiatanku untuk lebih meneliti wanita ini, karena dia mengingatkanku akan seseorang. Saatku melihat kearah asal suara itu, aku tidak bisa berkata apa-apa, karena suara itu berasal dari seorang pria yang juga memakai pakaian ala bangsawan Eropa, seperti wanita tadi. Tapi bukan itu yang membuatku membisu, tapi pria itu adalah....aku. Saat mendengar namanya disebut, wanita itu membalikkan badannya dan lagi-lagi aku melihat wajah yang tidak asing bagiku, dia adalah....Deana.
“Pangeran, apa yang anda lakukan disini dan kenapa anda terlihat tergesa-gesa begitu ?” tanya Deana dengan sedikit memiringkan kepalanya.
“Aku sedang mencarimu putri, sekarang kita harus segera pergi dari sini sebelum mereka berhasil menangkap kita, ayo Putri Deana !”
“Apa maksudmu Pangeran Rizki, siapa yang ingin menangkap kita ?”
“Tidak ada waktu lagi, kamu harus segera pergi dari tempat ini !”
Tiba-tiba, segerombol pemberontak menghadang jalan mereka dan seorang dari mereka melepaskan anak panahnya kearah Pangeran. Aku yang saat itu berada di depan pangeran yang aku yakin itu aku dulu hanya dapat menutup mata dan pasrah akan apa yang terjadi. Tapi, lama menunggu aku tidak merasakan rasa sakit apapun, jadi kuputuskan untuk membuka mataku. Ternyata panah itu menembusku dan langsung mengenai pangeran tepat di dada sebelah kirinya. Begitupun Deana, dia telah sekarat dengan berbagai sayatan pedang di tubuhnya. Mereka telah ditinggalkan oleh para pemberontak itu, Deana yang sekarat mencoba untuk meraih tangan Pangeran walau harus terseret-seret. Aku sempat mendengar Deana bergumam  “Jangan khawatir pangeran, walau kita sudah tiada uhuk di dunia ini cintaku hanya untukmu. Kau tahu Pangeran, uhuk kita pasti akan bereinkarnasi, walau waktu kita bertemu cukup lama, tapi yang akan mempertemukan kita adalah lagu tentang kisah cinta kita selama ini. Lagu itu akan aku beri nama  Love song”
Seketika sekelilingku berubah menjadi ruang tamu di rumahku. Jadi, dulu aku adalah seorang pangeran dengan Deana sebagai permaisuriku. Pantas kenapa setiap Deana menyanyikan lagu itu, aku merasa mengenalinya.
“ Rizki, apa kau sudah ingat ?”
Sebuah suara membuyarkan lamunanku. Kutolehkan kepalaku kesamping dan melihat Deana yang memasang tampang khawatir. Aku memberikan senyum kepadanya dan sebuah anggukan. Sesuai dugaanku, dia terlihat sangat senang dan langsung memelukku
“ Maafkan aku Putri, aku telah lama membuatmu menunggu”
“Tidak apa Pangeran asalkan kita dapat bersama lagi aku rela menunggu sampai kapanpun dan seperti yang aku katakan dulu bahwa lagu ini akan mempertemukan kita berdua. Lagu yang aku beri nama love song ini. Selamat datang kembali, pangeranku.”


The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar