Protective!
“ Aku akan hilang jika menyakiti
seseorang.” Wajah itu tetap tenang walau dampak dari orang yang diajaknya
bicara mematung mendengar ucapannya.
“ A- apa maksudmu?” Ayu menoleh kearah
Fahri tidak mengerti. Fahri tersenyum lagi dan membiarkan jeda yang cukup lama
sehingga membuat rasa ingin tahu Ayu membuncah lagi.
“ Kau pasti mengetahui bahwa orang yang
dibunuh pasti nyawanya tidak ada dalam tubuhnya lagi, bukan?” Ayu mengangguk
karena bukan hal biasa jika kau adalah seorang novelis yang cukup terkenal mengetahui
tenatng hal – hal seperti itu.
“ Aku kebalikannya. Akulah yang akan
hilang jika menyakiti seseorang.” Ayu mengernyit mendengar penjelasan Fahri
yang kurang dapat dia menegerti sehingga dia menggaruk kepalanya sedangkan
Fahri terkekeh melihat perilaku Ayu yang menurutnya lucu itu.
“ Kau tahu bukan jika aku ini hanyalah
tokoh fiksi yang kau buat, Aku hidup di dunia ini hanya untuk bertemu denganmu
bukan untuk menyakiti orang lain. Jika aku menyakiti orang yang berasal dari
dunia ini aku akan menghilang 2 jam setelah aku menyakitinya.” Fahri menjelaskan
semuanya dengan panjang dan pelan agar Ayu mengerti. Ayu mengangguk mengerti
seraya mengusap dagunya layaknya seorang detektif. Tetapi kemudian raut
wajahnya berubah saat ingat ada kata menghilang di penjelasan Fahri. Mereka
berdua terdiam, tidak ada yang tahu bagaiman untuk memecahkan keheningan itu
dan membiarkan angin yang menerbangkan perasaan mereka. Fahri terhanyut dalam
pikirannya tentag dia yang baru oertama kali melihat dan bertemu dengan penciptanya,
bertemu dengan Adit dan bila nanti saat dia menyakiti seseorang dan
meninggalkan mereka, terutama Ayu.
“ Tidak akan kubiarkan,” Ayu berbisik
dengan wajah menunduk dan tangannya meremas ujung bajunya dengan kuat. Fahri
mengangkat alisnya, tidak mengerti akan pa yang dikatakan oleh Ayu.
“ Kau tidak akan kubiarkan menghilang,
apapun caranya!” Ayu mengangkat wajahnya yag membuat Fahri terkejut yaitu mata
seindah batu onyx itu basah akan air mata yang membuat mata itu memerah. Tetapi
Fahri tersenyum seraya mengangguk dan memeluk Ayu erat yang dibalas dengan
pelukan hangat juga, membiarkan Ayu menangis dan terisak di bahunya.
“ Terima kasih” Fahri mendekatkan
bibirnya ke telinga Ayu dan membiarkan taman itu diisi oleh suara tangisan
seorang pencipta kepada ciptaannya.
Sejak
kejadian itu Ayu menjadi overprotective kepada Fahri. Dia melakukannya tentu
dengan pembekalan yang cukup yaitu dengan menguasai bela diri karate. Dia
mengikuti Fahri kemana pun dia pergi bahkan sampai ke kostan Fahri. Fahri yang
diperlakukan seperti itu awalnya senang karena penciptanya sangat perhatian
kepadanya. Tetapi lama kelamaan dia risih dengan perlakuan yang menurutnya
semakin berlebihan itu. Lebih tepatnya dia malu karena dia yang notabenanya
adalah seorang laki – laki tetapi ia dilindungi oleh Ayu yang notabenanya
seorang perempuan yang seharusnya dialah yang melindungi Ayu bukan sebaliknya.
Sampai akhirnya dia memberanikan untuk mengatakan keberatan itu kepadanya. Dia
mengajak Ayu untuk pergi ke taman tempat insiden perampokan itu terjadi.
Seperti biasa, Ayu berjalan disampingnya dengan mata awas menatap satu persatu
orang yang berjalan dekat dengannya atau dengan Fahri. Lelah melihat hal itu
dia menarik tangan Ayu dan menyeretnya pergi sebelum membuat hal yang lebih
memalukan lagi. Ayu yang diperlakukan seperti itu diam saja dan membiarkan Fahri
menyeretnya sampai akhirnya, dia melepaskan pegangannya. Ayu bingung saat
mereka tiba di tempat kejadian perampokan itu. Tiba – tiba dia merasa bersalah
karena kejadian itu terus terulang di pikirannya. Fahri menghembuskan nafasnya
dan langsung menatap Ayu.
“ Ayu,” Fahri memanggilnya lembut yang
mebuat Ayu mendongak melihatnya.
“ Aku ingin kau berhenti,” Ayu menatap Fahri
tidak mengerti dan mengangkat sebelah alisnya.
“ Apa maksudmu ?”
“ Berhenti melindungiku seakan diriku
ini lemah!” Fahri berteriak kepada Ayu yang mebuat Ayu terdiam membisu dan
menundukan kepalanya. Keheningan menyapa mereka karena ini hanyalah awal dari
petualangan mereka sesungguhnya.
To Be Continued...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar