LOVE SONG
Tetes embun berjatuhan ditiup angin, burung berkicau merdu dan
meninggalkan sarang mereka.
Benar-benar pagi yang indah. Kuputuskan untuk
jalan-jalan di taman bersama Rendra, sahabatku.
“
Ayo Ki, lo jadi ikut apa nggak??” Seru Rendra di depan rumahku. Aku yakin
suaranya pasti terdengar sampai rumah tetangga.
“
Iya, tunggu bentar!” Segera aku memakai sepatuku dan menemui Rendra yang pasti
sedang menggerutu karena lelah menunggu.
“
Yuk berangkat!” Seruku sambil menepuk bahunya dengan sedikit keras.
“
Yo’i”
Rendra adalah sahabatku dari SMP. Saat itu aku baru kelas 1 dan tidak
sengaja bertemu dengan Rendra di taman belakang sekolah yang saat itu sedang dibully oleh 2 orang. Karena kasihan
melihatnya, jadi aku tolong dengan cara memberi mereka pelajaran. Dari dulu aku
sangat suka ilmu beladiri, terutama karate dan sering mengikuti ajang
perlombaan seni beladiri karate. Jadi, dua orang ini bukanlah masalah bagiku dan
mulai saat itu aku dan Rendra menjadi sahabat baik.
Tidak terasa kami sudah sampai di taman.
Kami hanya cukup berjalan kaki untuk sampai ke taman ini, karena jaraknya cukup
dekat dari rumahku. Di taman, banyak sekali orang-orang yang melakukan berbagai
aktivitas, salah satunya jalan-jalan sekitar taman.
“Rendra,
kita jalan-jalan keliling taman aja deh,” seruku pada Rendra tanpa menoleh pada
Rendra. Tapi, lama aku menunggu jawaban dan tidak ada suara sama sekali dari Rendra,
jadi aku menoleh kearah Rendra. Saat aku tidak melihat Rendra di sana, aku
mencoba mencarinya di sekitar taman.
Saat aku mencari Rendra di daerah yang
jarang dikunjungi oleh orang karena katanya angker, aku mendengar suara sebuah
nyanyian yang sangat merdu. Mungkin bukan nyanyian, tapi hanya sekedar alunan
nada yang dirangkai sedemikian rupa sehingga yang mendengarnya akan langsung
melayangkan pujian terbaiknya. Karena penasaran, akhirnya aku mengikuti suara
tersebut. Tidak terasa suara orang-orang telah menghilang yang menandakan aku
sudah berada di tengah daerah larangan. Tapi aku sama sekali tidak perduli yang
terpenting adalah darimana suara merdu itu terdengar. Saat kurasa suara itu
dekat dengan jarakku sekarang, aku mencoba mengintip dibalik semak-semak dan
apa yang aku lihat sekarang benar-benar sebuah keindahan dari tuhan.
Tepat di depanku, ada seorang wanita yang sangat cantik
berambut hitam panjang bergelombang. Dengan kulit tan yang diterpa sinar
matahari dan mata tertutup yang membuatku tidak tahu permata indah apa yang
tersembunyi di balik kelopak mata itu.
“
Kau yang berada di sana, tidakkah kau diajarkan tata krama oleh kedua orang
tuamu, bahwa mengintip seseorang itu tidaklah sopan?”serunya masih dengan mata
tertutup, bagaimana dia bisa tahu aku berada di sini?
Akhirnya, aku keluar dari
persembunyianku. “E..eh ma-maafkan aku. Aku tidak se-sengaja mendengar
nyanyianmu itu dan karena penasaran aku mengikuti asal suara itu.” Aku menjawab
dengan sedikit gugup dan malu atas perbuatanku. Tapi dia hanya tersenyum dan membuka
matanya, sehingga aku tahu warna matanya ternyata seindah batu hazel, warna
yang akan menjadi favoritku saat ini.
“Tidak
apa. Oh ya perkenalkan namaku Deana. Aku baru di kota ini, jadi aku memutuskan
untuk berjalan di sekitar sini.”
“Oh
jadi kau anak baru di kota ini ya?”
“Ya
dan bolehkah aku tahu namamu, karena kata ibuku jika ada orang yang memperkenalkan
dirinya dengan sopan, maka kita tidak boleh mengacuhkannya, tapi kita harus
memperkenalkan diri kita dengan sopan juga,”
Perkataanya
membuatku sedikit terkejut saat mendengarnya. Ternyata dia sangat polos seperti
baru dilepaskan, She so innocent.
“Em...kau
baik-baik saja?”
Tepukan
di bahuku membuatku tersadar dari lamunanku. Dengan sedikit gugup, aku menjawab
“Maaf Deana, jadi perkenalkan namaku Rizki.”
“Hai
Rizki, kau adalah teman pertamaku di kota ini, terima kasih.” Serunya sambil
menunjukkan senyum yang sangat indah padaku. Dan saat itu aku mengetahui
bagaimana rasanya cinta pada pandangan pertama, sangat indah. Saat aku sudah
dapat menguasai diri, aku mengingat tentang lagu yang dinyanyikan oleh Deana
tadi.
“Deana
bolehkah aku bertanya sesuatu?”
“Tentu,
apa yang ingin kau tanyakan?”
“Tentang
lagu yang kau nyanyikan tadi, lagu apakah itu?”
Dia tersenyum dengan amat lembut dan
berkata “Itu adalah lagu dari keluargaku. Lagu itu menceritakan tentang seorang
putri yang sudah beranjak dewasa mencari pasangannya. Lagu itu hanya dapat
didengar oleh yang diinginkan penyanyi untuk mendengarnya. Lagu ini mempunyai
kekuatan sihir, sehingga jika kau menyanyikan lagu ini dan kau tunjukkan pada
seseorang, maka yang ditunjukan akan merasa lebih dilindungi dan dicintai. Oleh
karena itu, lagu ini disebut Love Song.”
“Jadi,
tadi kau menyanyi untuk siapa?”
“Aku
menyanyikan lagu itu untuk pasangan hidupku. Kata ibu, sebaiknya aku
menyanyikan lagu ini di tempat yang jauh dari keramaian, karena pasanganku akan
mencariku walau sejauh apapun.”
Jadi,
apakah aku yang menjadi pasangan hidupnya? saat memikirkan tentang hal itu, mukaku
bersemu merah. Segeraku palingkan wajahku agar tidak dilihat olehnya.
“Ki,
Rizki?’
“Eh..ya?”
“Maaf
Ki, sepertinya hari sudah siang dan aku harus pulang sekarang. Jadi aku duluan
ya Ki?”
“Eh...Baiklah.”
Sedikit
terkejut ketika mendengar bahwa waktu sangat cepat berlalu, tidak terasa hari
sudah siang. Tapi sepertinya aku melupakan sesuatu, dimana Rendra?
Jadi aku memutuskan untuk mencari
Rendra. Dan saat tidak sengaja aku melewati daerah taman yang biasa dikunjungi
oleh pasangan muda, disana aku menemukan Rendra yang sedang merayu para gadis. Aku
hanya dapat menggeleng pasrah melihat tingkah sahabatku yang memang suka merayu
para wanita.
“Rendra...woi
Rendra!”
Rendra melihat kearahku dan aku
membentuk isyarat untuk segera pulang. Dia hanya menunjukan jempolnya, tapi
kembali berbicara dengan gadis itu. Karena lelah menunggu, akhirnya aku
meninggalkan Rendra. Tidak lama setelah itu, aku mendengar Rendra memanggilku ”Woi..Ki,tunggu!”
Walau aku mendengarnya, aku tidak berhenti untuk menunggunya, karena dia juga
akan dapat menyusulku dengan mudah. ”Eh...Ki, kok lo nggak nungguin gue sih?!” serunya
dengan kesal. Aku hanya dapat memutar mataku bosan. “Iya deh Ki,gue minta maaf,”
Sebenarnya aku tidak marah pada Rendra, tapi dianya yang sering lupa waktu kalo
menyangkut tentang cewek.
“Ya
nggak apa, asalkan jangan terlalu lupa waktu, apalagi kalo menyangkut tentang
perempuan. Oh ya, kamu tahu nggak Ndra, saat aku nyari kamu aku nggak sengaja
mendengar suara nyanyian yang merdu banget!”
“Oh
ya?” Tanya Rendra dengan penasaran.
“Iya
Ndra, serius!” kataku dengan antusias.
Entah mengapa aku tiba-tiba ingat
tentang perempuan tadi yang kalau tidak salah bernama Deana. Aku menceritakan
semuanya pada Rendra dari saat aku tidak sengaja mendengar suara nyanyian Deana
saat mencari Rendra sampai masuk daerah terlarang dan tentang lagu yang
dinyanyikan oleh Deana. Rendra hanya dapat mendengarkan dengan antusias saat
mendengar kata bahwa sahabatnya ini masuk kedalam daerah terlarang.
“Jadi,
kamu masuk ke daerah terlarang yang sangat angker hanya karena penasaran akan
nyanyian tersebut?”
“Iya
dan kau tahu, aku telah menemukan permata yang sangat indah.”
To Be Continued......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar