Selasa, 14 Februari 2017

Love Song | Yamazaki Akira

LOVE SONG

Tetes embun berjatuhan  ditiup angin, burung berkicau merdu dan meninggalkan sarang mereka.
Benar-benar pagi yang indah. Kuputuskan untuk jalan-jalan di taman bersama Rendra, sahabatku.
“ Ayo Ki, lo jadi ikut apa nggak??” Seru Rendra di depan rumahku. Aku yakin suaranya pasti terdengar sampai rumah tetangga.
“ Iya, tunggu bentar!” Segera aku memakai sepatuku dan menemui Rendra yang pasti sedang menggerutu karena lelah menunggu.
“ Yuk berangkat!” Seruku sambil menepuk bahunya dengan sedikit keras.
“ Yo’i”
Rendra adalah sahabatku dari  SMP. Saat itu aku baru kelas 1 dan tidak sengaja bertemu dengan Rendra di taman belakang sekolah yang saat itu sedang dibully oleh 2 orang. Karena kasihan melihatnya, jadi aku tolong dengan cara memberi mereka pelajaran. Dari dulu aku sangat suka ilmu beladiri, terutama karate dan sering mengikuti ajang perlombaan seni beladiri karate. Jadi, dua orang ini bukanlah masalah bagiku dan mulai saat itu aku dan Rendra menjadi sahabat baik.
Tidak terasa kami sudah sampai di taman. Kami hanya cukup berjalan kaki untuk sampai ke taman ini, karena jaraknya cukup dekat dari rumahku. Di taman, banyak sekali orang-orang yang melakukan berbagai aktivitas, salah satunya jalan-jalan sekitar taman.
“Rendra, kita jalan-jalan keliling taman aja deh,” seruku pada Rendra tanpa menoleh pada Rendra. Tapi, lama aku menunggu jawaban dan tidak ada suara sama sekali dari Rendra, jadi aku menoleh kearah Rendra. Saat aku tidak melihat Rendra di sana, aku mencoba mencarinya di sekitar taman.
Saat aku mencari Rendra di daerah yang jarang dikunjungi oleh orang karena katanya angker, aku mendengar suara sebuah nyanyian yang sangat merdu. Mungkin bukan nyanyian, tapi hanya sekedar alunan nada yang dirangkai sedemikian rupa sehingga yang mendengarnya akan langsung melayangkan pujian terbaiknya. Karena penasaran, akhirnya aku mengikuti suara tersebut. Tidak terasa suara orang-orang telah menghilang yang menandakan aku sudah berada di tengah daerah larangan. Tapi aku sama sekali tidak perduli yang terpenting adalah darimana suara merdu itu terdengar. Saat kurasa suara itu dekat dengan jarakku sekarang, aku mencoba mengintip dibalik semak-semak dan apa yang aku lihat sekarang benar-benar sebuah keindahan dari tuhan.
            Tepat di depanku, ada seorang wanita yang sangat cantik berambut hitam panjang bergelombang. Dengan kulit tan yang diterpa sinar matahari dan mata tertutup yang membuatku tidak tahu permata indah apa yang tersembunyi di balik kelopak mata itu.
“ Kau yang berada di sana, tidakkah kau diajarkan tata krama oleh kedua orang tuamu, bahwa mengintip seseorang itu tidaklah sopan?”serunya masih dengan mata tertutup, bagaimana dia bisa tahu aku berada di sini?
Akhirnya, aku keluar dari persembunyianku. “E..eh ma-maafkan aku. Aku tidak se-sengaja mendengar nyanyianmu itu dan karena penasaran aku mengikuti asal suara itu.” Aku menjawab dengan sedikit gugup dan malu atas perbuatanku. Tapi dia hanya tersenyum dan membuka matanya, sehingga aku tahu warna matanya ternyata seindah batu hazel, warna yang akan menjadi favoritku saat ini.
“Tidak apa. Oh ya perkenalkan namaku Deana. Aku baru di kota ini, jadi aku memutuskan untuk berjalan di sekitar sini.”
“Oh jadi kau anak baru di kota ini ya?”
“Ya dan bolehkah aku tahu namamu, karena kata ibuku jika ada orang yang memperkenalkan dirinya dengan sopan, maka kita tidak boleh mengacuhkannya, tapi kita harus memperkenalkan diri kita dengan sopan juga,”
Perkataanya membuatku sedikit terkejut saat mendengarnya. Ternyata dia sangat polos seperti baru dilepaskan, She so innocent.
“Em...kau baik-baik saja?”
Tepukan di bahuku membuatku tersadar dari lamunanku. Dengan sedikit gugup, aku menjawab “Maaf Deana, jadi perkenalkan namaku Rizki.”
“Hai Rizki, kau adalah teman pertamaku di kota ini, terima kasih.” Serunya sambil menunjukkan senyum yang sangat indah padaku. Dan saat itu aku mengetahui bagaimana rasanya cinta pada pandangan pertama, sangat indah. Saat aku sudah dapat menguasai diri, aku mengingat tentang lagu yang dinyanyikan oleh Deana tadi.
“Deana bolehkah aku bertanya sesuatu?”
“Tentu, apa yang ingin kau tanyakan?”
“Tentang lagu yang kau nyanyikan tadi, lagu apakah itu?”
Dia tersenyum dengan amat lembut dan berkata “Itu adalah lagu dari keluargaku. Lagu itu menceritakan tentang seorang putri yang sudah beranjak dewasa mencari pasangannya. Lagu itu hanya dapat didengar oleh yang diinginkan penyanyi untuk mendengarnya. Lagu ini mempunyai kekuatan sihir, sehingga jika kau menyanyikan lagu ini dan kau tunjukkan pada seseorang, maka yang ditunjukan akan merasa lebih dilindungi dan dicintai. Oleh karena itu, lagu ini disebut Love Song.”
“Jadi, tadi kau menyanyi untuk siapa?”
“Aku menyanyikan lagu itu untuk pasangan hidupku. Kata ibu, sebaiknya aku menyanyikan lagu ini di tempat yang jauh dari keramaian, karena pasanganku akan mencariku walau sejauh apapun.”
Jadi, apakah aku yang menjadi pasangan hidupnya? saat memikirkan tentang hal itu, mukaku bersemu merah. Segeraku palingkan wajahku agar tidak dilihat olehnya.
“Ki, Rizki?’
“Eh..ya?”
“Maaf Ki, sepertinya hari sudah siang dan aku harus pulang sekarang. Jadi aku duluan ya Ki?”
“Eh...Baiklah.”
Sedikit terkejut ketika mendengar bahwa waktu sangat cepat berlalu, tidak terasa hari sudah siang. Tapi sepertinya aku melupakan sesuatu, dimana Rendra?
Jadi aku memutuskan untuk mencari Rendra. Dan saat tidak sengaja aku melewati daerah taman yang biasa dikunjungi oleh pasangan muda, disana aku menemukan Rendra yang sedang merayu para gadis. Aku hanya dapat menggeleng pasrah melihat tingkah sahabatku yang memang suka merayu para wanita.
“Rendra...woi Rendra!”
Rendra melihat kearahku dan aku membentuk isyarat untuk segera pulang. Dia hanya menunjukan jempolnya, tapi kembali berbicara dengan gadis itu. Karena lelah menunggu, akhirnya aku meninggalkan Rendra. Tidak lama setelah itu, aku mendengar Rendra memanggilku ”Woi..Ki,tunggu!” Walau aku mendengarnya, aku tidak berhenti untuk menunggunya, karena dia juga akan dapat menyusulku dengan mudah. ”Eh...Ki, kok lo nggak nungguin gue sih?!” serunya dengan kesal. Aku hanya dapat memutar mataku bosan. “Iya deh Ki,gue minta maaf,” Sebenarnya aku tidak marah pada Rendra, tapi dianya yang sering lupa waktu kalo menyangkut tentang cewek.
“Ya nggak apa, asalkan jangan terlalu lupa waktu, apalagi kalo menyangkut tentang perempuan. Oh ya, kamu tahu nggak Ndra, saat aku nyari kamu aku nggak sengaja mendengar suara nyanyian yang merdu banget!”
“Oh ya?” Tanya Rendra dengan penasaran.
“Iya Ndra, serius!” kataku dengan antusias.
Entah mengapa aku tiba-tiba ingat tentang perempuan tadi yang kalau tidak salah bernama Deana. Aku menceritakan semuanya pada Rendra dari saat aku tidak sengaja mendengar suara nyanyian Deana saat mencari Rendra sampai masuk daerah terlarang dan tentang lagu yang dinyanyikan oleh Deana. Rendra hanya dapat mendengarkan dengan antusias saat mendengar kata bahwa sahabatnya ini masuk kedalam daerah terlarang.
“Jadi, kamu masuk ke daerah terlarang yang sangat angker hanya karena penasaran akan nyanyian tersebut?”

“Iya dan kau tahu, aku telah menemukan permata yang sangat indah.”

To Be Continued......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar