Ini adalah hasil karyaku yang pertama, karena terlalu panjang jadi aku potong menjadi beberapa bagian, kayak daging aja ya dipotong hehehe...
Cerpen ini bergenre humor and romance, walaupun humornya garing. semoga dapat menjadi bacaan yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu luang ya 😊
Plan and Secret
Gugup.
Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku sekarang berada di sebuah sekolah SMA yang
terkenal di daerahku. Aku sungguh takjub saat pertama kali masuk ke sekolah
ini, benar-benar megah dan sangat luas dari sekolah yang lain. Hanya orang-orang
berkelas saja yang dapat masuk ke sekolah ini, tetapi ada beberapa siswa yang
dari kalangan biasa dapat bersekolah di sini dengan jalur prestasi seperti
diriku, orang dari kalangan biasa yang hanya dapat mengandalkan kemampuannya.
Saat ini aku berada di
depan sebuah kelas yang tidak lama akan menjadi kelasku.
“Silahkan
masuk!”Sebuah suara membuyarkan lamunanku yang ternyata wali dari kelas
ini, seorang wanita paruh baya yang memakai kaca mata dan rambutnya digelung. Aku
hanya menganggukan kepala sebagai jawaban dan masuk kedalam kelas.
“Anak-anak, kelas kita
kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu!”Ucap guru itu kepadaku. Aku
hanya mengangguk dan mulai memperkenalkan diriku. ”Perkenalkan namaku Nita. Aku
baru di kota ini. Salam kenal.” Aku memperkenalkan diriku
sekenanya. Sembari memperkenalkan diri, aku melihat wajah siswa di kelas
ini. Sepertinya mereka semua dari kalangan atas, pikirku.
“Baik,ada yang ingin
bertanya?” Semua hanya diam. Hening tidak ada yang berbicara atau mereka memang
malas untuk bertanya. Sampai ada 2 orang pria yang membuka pintu kelas. Kedua
pria itu masuk kedalam kelas dan keheningan yang awalnya meliputi seketika
hilang digantikan dengan teriakan siswi - siswi yang berada di kelas. Semua siswi
langsung bangun dari tempat duduk mereka dan berteriak seperti orang gila.
“Kyaaa...Rezaaa!”
“Kyaaa...Ryannn,
jadilah pacarku!”
“Ryaann...nikahilah
aku!”
Ok, mungkin
yang terakhir membuatku sedikit mengernyit saat mendengarnya, benar-benar
nekat. Walaupun begitu pria dengan rambut hitam pendek tidak mengacuhkannya, dia
berjalan dengan dagu terangkat dan tangan yang dimasukkan kesaku menuju tempat
duduknya. Sedangkan pria satu lagi dengan rambut pirang panjangnya melambaikkan
tangannya dan menebar senyum yang langsung membuat beberapa wanita hampir
pingsan karenanya. Mungkin berlebihan, tetapi memang itu yang terjadi.
“Diiaaammm!”Teriak guru
yang kuketahui bernama Hani itu. Seketika nyali mereka ciut karena teriakan Bu
Hani. Mereka langsung duduk di tempat duduk masing-masing. Aku hanya tersenyum
saat melihatnya dan sedikit penasaran kepada 2 pria itu.
Setelah kelas kembali
tenang, Bu Hani menoleh kearahku. "Nah Nita, silahkan kamu duduk di kursi dekat
jendela itu!”Tunjuk bu Hani ke sebuah meja nomor 2 dari belakang yang dekat
dengan jendela. Setelah mengucapkan terima kasih, aku berjalan ke mejaku. Saat aku
duduk, tiba-tiba seseorang menepuk bahuku. Kutoleh ke belakang, ternyata dia
adalah seorang wanita berambut hitam panjang yang sangat cantik.
“Hey,boleh kenalan. Namaku
Diana, aku akan mengajakmu berkeliling dan menceritakan
semuanya,bagaimana?”ucapnya dengan berbisik.Jika dipikir-pikir, itu sebuah
tawaran yang menarik. Jadi aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia pun
tersenyum dan kembali fokus ke depan. Haah..mungkin tidak seburuk yang aku kira.
Bel
berbunyi,menandakan pelajaran Bu Hani telah usai. Seketika, semua siswa
tergesa-gesa menuju kantin. Saat aku bangun dari kursi, tiba-tiba ada yang
menarik tanganku.
“Hey
Nita, apa kita jadi berkeliling?”ucap sebuah suara yang kalau tidak salah dia adalah Diana orang yang
berjanji akan mengajakku berkeliling.
“Ok”
jawabku singkat.
Saat dia bilang
semuanya, itu berarti benar-benar semuanya. Dia menjelaskan dari yang ada di
sekolah sampai tentang dirinya sendiri.Aku bahkan sampai kewalahan
menanggapinya. Tetapi aku juga tidak kalah antusiasnya. Mengenai sekolah ini, gedung
sekolah ini beraksitektur campuran antara Roman dan gothic style. Di lantai
dasar bagian center U terdapat kantor administrasi yang berfungsi menjalankan tugas
kesiswaan, di sayap kanan terdapat perpustakaan dan reading room.Terdapat 17
ruang kelas,termasuk kelasku di lantai 3, loker yang dilengkapi dengan tes sidik
jari, kantin yang menjual berbagai makanan yang pastinya makanan yang
mahal. Terdapat ruang musik, laboratorium komputer serta laboratorium bahasa di
lantai 1. Ruang OSIS berada di sebelah ruang kepala sekolah di lantai dua dan
lantai tiga yang dipakai panggung kesenian dan bahkan sekolah ini menyediakan
lift bagi para siswa. Uniknya atau kerennya, aku tidak memerlukan uang saku
untuk berbelanja di kantin sekolah karena pihak sekolah telah membiayai semua
makanan tersebut atau singkat kata kami mendapat makanan tanpa harus khawatir
dengan uang saku kami.
Untuk
seragam yang kami kenakan pun bernuansa ala anime Jepang. Seragam siswi
mengambil seragam asli sekolah khusus putri yaitu rok merah, dengan
outer lining berwarna putih, kemeja putih bergaris-garis hitam vertikal, short
shoulder cape hitam dan vest berbentuk korset dengan warna yang sama. Itu semua
dipermanis dengan pita hitam yang di ujung kerah seragam. Seragam siswa pria
yaitu blazer berwarna hitam dengan outerliner putih dan kemeja seragamnya yang
berwarna putih bergaris-garis hitam vertikal.
Itu hanya beberapa saja
yang dapat aku jelaskan karena jika aku menjelaskan semuanya butuh waktu
beberapa jam dan tentunya aku tidak ingin mulutku berbusa hanya karena
menceritakan detail sekolah ini.
Saat di lantai 2, aku
mendengar teriakan dari lapangan. Saat kami melihat ke bawah, ada
kerumunan di bawah sana yang seperti menunggu sesuatu dan 2 pria yang ada di
kelas tadi berjalan melewati kerumunan dan tidak lupa dengan teriakan memuja
para siswi. Sungguh, muak aku melihatnya.
“Mereka
adalah pangeran sekolah ini, jadi jangan heran melihatnya karena hal itu sudah
biasa disini.”
Aku menoleh kearah
Diana, bingung.Sepertinya dia tahu aku kebingungan dan melanjutkan kata-katanya
,”Mereka dikatakan pangeran sekolah bukan tanpa alasan. Mereka berdua mempunyai
wajah yang tampan bak pangeran dalam dongeng dan mereka juga sangat pintar hampir
dalam segala hal. Mereka juga merupakan donatur terbesar di sekolah
ini. "Jelasnya panjang lebar yang aku jawab dengan “Ooh..”panjang. Tetapi
sepertinya dia tidak peduli.
“Kau lihat yang berambut
pirang panjang itu, dia adalah Ryan. Dia adalah anak dari donatur terbesar,dia
sangat ahli dalam beladiri dan juga musik. Dia sering disebut sebagai ‘prince
charming’ dan ‘heartbreaker’. Reza, pangeran yang bermahkotakan surai raven, dia
juga donatur di sekolah ini,tetapi setelah Ryan. Dia juga sangat ahli dalam
beladiri dan perlu kamu tahu bahwa mereka berdua adalah OSIS lebih tepatnya
Ryan sebagai ketua OSIS dan Reza sebagai wakil ketua OSIS.” jelasnya. Aku hanya
menganggukkan kepala tanda mengerti. Kami kembali ke kelas karena bel telah berbunyi
dan dibawah sana jeritan-jeritan masih menggem
Haah..Aku
hanya dapat menghela nafas. Biologi, pelajaran yang sangat aku sukai dulu, karena
saat ini aku harus mencari 1 orang untuk tugas kelompok. Awalnya, aku ingin
mengajak Diana, tetapi dia sudah bersama dengan Reza. Sempat berpikir tentang
hubungan yang terjadi antara mereka berdua, tetapi aku kemudian fokus untuk
mencari teman satu kelompok. Bingung,aku pun mengedarkan pandanganku dan
semuanya telah mendapatkan kelompok, untungnya atau sialnya Ryan si ‘prince
charming’belum mendapat teman kelompok. Jangan berpikir tidak ada yang ingin
mengajaknya,bahkan hampir semua siswi ingin satu kelompok dengannya dan
tentunya ditolak olehnya. Benar-benar ‘heartbreaker’
Awalnya aku tidak ingin
berurusan dengannya,tetapi jika aku tidak menyelesaikan tugas ini maka aku akan
kehilangan beasiswaku dan aku tidak ingin itu terjadi. Dengan terpaksa, aku
menghampirinya dan saat aku sudah berada di depannya dia melihatku dari ujung
kaki sampai ujung rambut. Hei, apa dia tidak tahu arti dari privasi?
Menghembuskan nafas perlahan, aku memintanya untuk menjadi teman satu
kelompok yang dijawab dengan sebuah anggukkan setelah menimang beberapa
saat. Sungguh, aku kira dia tidak akan mau tapi malah sebaliknya. Akupun mencoba
untuk menguasai diri dan membicarakan tema yang diberikan oleh Bu Riska, guru
biologi kami. Jujur, aku mengakui jika mereka cocok menjadi pangeran
sekolah. Bukan hanya tampan, tapi juga pintar. Saat berdiskusi, dialah yang
mengutarakan tema yang sangat menarik serta kreatif.
Waktu yang diberikan
adalah 2 minggu yang membuat banyak jeritan tak rela karena waktu yang
diberikan terlalu cepat dan tidak diacuhkan oleh sang guru yang langsung pergi
setelah membubarkan kelasnya. Kelas biologi adalah kelas yang terakhir, jadi aku memutuskan
untuk segera pulang. Saat mengambil tas, sebuah suara menghentikanku,”Siapa
namamu?” tanya Ryan. Jadi dia belum tahu namaku padahal tadi kita sudah
berdiskusi dan tadi pagi aku bukannya sudah memperkenalkan diriku? Kubalikkan
tubuhku sehingga menghadapnya, tetapi karena tinggiku hanya sebahunya aku harus
mendongak untuk melihat wajahnya. “Jadi kamu belum tahu
namaku, baiklah. Perkenalkan namaku Nita, Pangeran.” jawabku dengan sarkastik dan
meninggalkannya.
“Nita!” suara Diana
menghentikan langkahku. Kulihat dia lari tergesa-gesa seperti dikejar sesuatu.
“Haah..haah..Nita, kamu tahu nggak haah..haah..”ucapnya dengan tersengal-sengal. Aku
hanya memutar mata bosan dengan perilaku Diana. “Atur dulu nafasmu, baru kamu
bicara, Di dan aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.”
“Nita,kamu
tahu nggak dari tadi semua orang melihat kamu lho.”ucap Diana.
Aku
hanya memiringkan kepala, tidak mengerti.
“Iya
Ta, semuanya melihat kamu karena kamu orang pertama di sekolah ini yang dapat
dekat dengan Ryan bahkan bercakap-cakap dengannya.”ucapnya.
Sebenarnya apa yang
dikatakan Diana itu memang benar. Saat kami berdua sedang berdiskusi tadi,aku
merasakan tatapan iri dan takjub dari siswa lainnya. Awalnya aku agak risih jika
diperhatikan seperti itu dan sempat berpikir bahwa Ryan sudah kebal dengan
semua hal itu. Jadi, aku berusaha untuk terlihat biasa.
“Ta,kok kamu bisa dekat
dengan prince charming itu sih?”Tanya Diana yang sepertinya sangat
penasaran. Sungguh, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa akrab dengannya dan
sebaliknya.Walau sudah kukatakan tidak tahu, Diana tetap bertanya tentang
Ryan. Awalnya aku mencoba untuk tidak mengacuhkannya, tapi lama-kelamaan lumayan
jengkel saat mendengarnya. Tiba-tiba aku teringat kepada Diana yang satu
kelompok dengan salah satu pangeran, Reza. Aku berhenti tiba-tiba sehingga Diana
tidak sengaja menabrakku dari belakang.
“Aduh,kok
berhenti Ta?” Tanya Diana yang sedang
mengusap kepalanya. Aku membalikkan badanku menghadap Diana. “Di, saat kita berada
di laboratorium aku melihatmu satu kelompok dengan Reza,bukan?”ucapku setelah
meminta maaf.
Tiba-tiba mata Diana
melebar karena mendengar pertanyaanku. Dia mengalihkan pandangannya dariku, “Bu..bukan
apa-apa”ucapnya dengan terbata-bata.
“Oh
iya, aku ada janji dengan seseorang hari ini, jadi aku duluan ya Nita!”ucap Diana
tiba-tiba dan langsung berlari meninggalkanku.
“He..hei
Diana!”Teriakku, tapi terlambat karena dia sudah jauh. Aku hanya dapat menduga
bahwa Diana memiliki sebuah rahasia yang dia sembunyikan dariku.
Tidak terasa aku sudah
sampai di depan rumahku.Mengambil kunci yang kuselipkan di bawah keset,aku
langsung membuka pintu. “ aku pulang.”ucapku. Tetapi yang kudapati rumah dalam
keadaan sepi. Sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, aku langsung ke kamar
dan mengganti baju. Setelah menggunakan baju yang kurasa tidak terlalu
berlebihan, aku langsung ke dapur dan memasak mie instan karena aku tidak
terlalu bisa memasak dan ditemani dengan jus jeruk.Aku tahu aku seorang wanita
yang seharusnya pandai memasak,tetapi setiap orang memiliki kelebihan
masing-masing kan, jadi kenapa aku harus melakukan sesuatu yang tidak aku
sukai. Aku juga tahu bahwa mie instant itu tidak baik untuk kesehatan, tetapi apa
yang bisa aku lakukan. Apa aku harus memesan makanan sehat, tentu saja itu tidak
mungkin karena itu akan mengurangi uang sakuku.
Hal ini tidak akan
terjadi jika orang tuaku tidak menemukan sebuah ide gila untuk membuatku hidup
mandiri, yaitu dengan memberikan aku sebuah apartemen berlantai satu yang hanya
terdapat satu kamar, satu kamar mandi, satu dapur, serta halaman belakang yang
tidak terlalu luas. Ditambah dengan penyitaan semua fasilitas yang diberikan
oleh mereka dan uangku. Mereka hanya memberikan uang saku yang cukup selama
sebulan dan ini sudah bulan ketujuh sejak kejadian tersebut. Untungnya aku
memiliki iQ yang cukup tinggi, sehingga aku masuk ke sebuah sekolah elit di
daerahku yang sekarang dengan bantuan beasiswa.
Tidak ingin mengingat
kejadian itu lagi, aku menyudahi acara makan malamku dan membereskan cup mie
yang aku gunakan. Setelah semuanya bersih, aku langsung menuju ke kamarku dan
tidur agar tidak terlambat esok hari.
To be Continued......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar