Rabu, 18 Januari 2017

Plan and Secret , Perkenalan | Yamazaki Akira

Ini adalah hasil karyaku yang pertama, karena terlalu panjang jadi aku potong menjadi beberapa bagian, kayak daging aja ya dipotong hehehe...
Cerpen ini bergenre humor and romance, walaupun humornya garing. semoga dapat menjadi bacaan yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu luang ya 😊


  Plan and Secret


                        Gugup. Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku sekarang berada di sebuah sekolah SMA yang terkenal di daerahku. Aku sungguh takjub saat pertama kali masuk ke sekolah ini, benar-benar megah dan sangat luas dari sekolah yang lain. Hanya orang-orang berkelas saja yang dapat masuk ke sekolah ini, tetapi ada beberapa siswa yang dari kalangan biasa dapat bersekolah di sini dengan jalur prestasi seperti diriku, orang dari kalangan biasa yang hanya dapat mengandalkan kemampuannya.

                        Saat ini aku berada di depan sebuah kelas yang tidak lama akan menjadi kelasku.
“Silahkan masuk!”Sebuah suara membuyarkan lamunanku yang ternyata wali dari kelas ini, seorang wanita paruh baya yang memakai kaca mata dan rambutnya digelung. Aku hanya menganggukan kepala sebagai jawaban dan masuk kedalam kelas.
                        “Anak-anak, kelas kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu!”Ucap guru itu kepadaku. Aku hanya mengangguk dan mulai memperkenalkan diriku. ”Perkenalkan namaku Nita. Aku baru di kota ini. Salam kenal.” Aku memperkenalkan diriku sekenanya. Sembari memperkenalkan diri, aku melihat wajah siswa di kelas ini. Sepertinya mereka semua dari kalangan atas, pikirku.
                        “Baik,ada yang ingin bertanya?” Semua hanya diam. Hening tidak ada yang berbicara atau mereka memang malas untuk bertanya. Sampai ada 2 orang pria yang membuka pintu kelas. Kedua pria itu masuk kedalam kelas dan keheningan yang awalnya meliputi seketika hilang digantikan dengan teriakan siswi - siswi yang berada di kelas. Semua siswi langsung bangun dari tempat duduk mereka dan berteriak seperti orang gila.
“Kyaaa...Rezaaa!”
“Kyaaa...Ryannn, jadilah pacarku!”
“Ryaann...nikahilah aku!”
Ok, mungkin yang terakhir membuatku sedikit mengernyit saat mendengarnya, benar-benar nekat. Walaupun begitu pria dengan rambut hitam pendek tidak mengacuhkannya, dia berjalan dengan dagu terangkat dan tangan yang dimasukkan kesaku menuju tempat duduknya. Sedangkan pria satu lagi dengan rambut pirang panjangnya melambaikkan tangannya dan menebar senyum yang langsung membuat beberapa wanita hampir pingsan karenanya. Mungkin berlebihan, tetapi memang itu yang terjadi.
                        “Diiaaammm!”Teriak guru yang kuketahui bernama Hani itu. Seketika nyali mereka ciut karena teriakan Bu Hani. Mereka langsung duduk di tempat duduk masing-masing. Aku hanya tersenyum saat melihatnya dan sedikit penasaran kepada 2 pria itu.
                        Setelah kelas kembali tenang, Bu Hani menoleh kearahku. "Nah Nita, silahkan kamu duduk di kursi dekat jendela itu!”Tunjuk bu Hani ke sebuah meja nomor 2 dari belakang yang dekat dengan jendela. Setelah mengucapkan terima kasih, aku berjalan ke mejaku. Saat aku duduk, tiba-tiba seseorang menepuk bahuku. Kutoleh ke belakang, ternyata dia adalah seorang wanita berambut hitam panjang yang sangat cantik.
                        “Hey,boleh kenalan. Namaku Diana, aku akan mengajakmu berkeliling dan menceritakan semuanya,bagaimana?”ucapnya dengan berbisik.Jika dipikir-pikir, itu sebuah tawaran yang menarik. Jadi aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia pun tersenyum dan kembali fokus ke depan. Haah..mungkin tidak seburuk yang aku kira.
                       Bel berbunyi,menandakan pelajaran Bu Hani telah usai. Seketika, semua siswa tergesa-gesa menuju kantin. Saat aku bangun dari kursi, tiba-tiba ada yang menarik tanganku.
“Hey Nita, apa kita jadi berkeliling?”ucap sebuah suara yang  kalau tidak salah dia adalah Diana orang yang berjanji akan mengajakku berkeliling.
“Ok” jawabku singkat.
                      Saat dia bilang semuanya, itu berarti benar-benar semuanya. Dia menjelaskan dari yang ada di sekolah sampai tentang dirinya sendiri.Aku bahkan sampai kewalahan menanggapinya. Tetapi aku juga tidak kalah antusiasnya. Mengenai sekolah ini, gedung sekolah ini beraksitektur campuran antara Roman dan gothic style. Di lantai dasar bagian center U terdapat kantor administrasi yang berfungsi menjalankan tugas kesiswaan, di sayap kanan terdapat perpustakaan dan reading room.Terdapat 17 ruang kelas,termasuk kelasku di lantai 3, loker yang dilengkapi dengan tes sidik jari, kantin yang menjual berbagai makanan yang pastinya makanan yang mahal. Terdapat ruang musik, laboratorium komputer serta laboratorium bahasa di lantai 1. Ruang OSIS berada di sebelah ruang kepala sekolah di lantai dua dan lantai tiga yang dipakai panggung kesenian dan bahkan sekolah ini menyediakan lift bagi para siswa. Uniknya atau kerennya, aku tidak memerlukan uang saku untuk berbelanja di kantin sekolah karena pihak sekolah telah membiayai semua makanan tersebut atau singkat kata kami mendapat makanan tanpa harus khawatir dengan uang saku kami.
                        Untuk seragam yang kami kenakan pun bernuansa ala anime Jepang. Seragam siswi mengambil seragam asli sekolah khusus putri yaitu rok merah, dengan outer lining berwarna putih, kemeja putih bergaris-garis hitam vertikal, short shoulder cape hitam dan vest berbentuk korset dengan warna yang sama. Itu semua dipermanis dengan pita hitam yang di ujung kerah seragam. Seragam siswa pria yaitu blazer berwarna hitam dengan outerliner putih dan kemeja seragamnya yang berwarna putih bergaris-garis hitam vertikal.
                        Itu hanya beberapa saja yang dapat aku jelaskan karena jika aku menjelaskan semuanya butuh waktu beberapa jam dan tentunya aku tidak ingin mulutku berbusa hanya karena menceritakan detail sekolah ini.
                        Saat di lantai 2, aku mendengar teriakan dari lapangan. Saat kami melihat ke bawah, ada kerumunan di bawah sana yang seperti menunggu sesuatu dan 2 pria yang ada di kelas tadi berjalan melewati kerumunan dan tidak lupa dengan teriakan memuja para siswi. Sungguh, muak aku melihatnya.
“Mereka adalah pangeran sekolah ini, jadi jangan heran melihatnya karena hal itu sudah biasa disini.”
                        Aku menoleh kearah Diana, bingung.Sepertinya dia tahu aku kebingungan dan melanjutkan kata-katanya ,”Mereka dikatakan pangeran sekolah bukan tanpa alasan. Mereka berdua mempunyai wajah yang tampan bak pangeran dalam dongeng dan mereka juga sangat pintar hampir dalam segala hal. Mereka juga merupakan donatur terbesar di sekolah ini. "Jelasnya panjang lebar yang aku jawab dengan “Ooh..”panjang. Tetapi sepertinya dia tidak peduli.
                        “Kau lihat yang berambut pirang panjang itu, dia adalah Ryan. Dia adalah anak dari donatur terbesar,dia sangat ahli dalam beladiri dan juga musik. Dia sering disebut sebagai ‘prince charming’ dan ‘heartbreaker’. Reza, pangeran yang bermahkotakan surai raven, dia juga donatur di sekolah ini,tetapi setelah Ryan. Dia juga sangat ahli dalam beladiri dan perlu kamu tahu bahwa mereka berdua adalah OSIS lebih tepatnya Ryan sebagai ketua OSIS dan Reza sebagai wakil ketua OSIS.” jelasnya. Aku hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Kami kembali ke kelas karena bel telah berbunyi dan dibawah sana jeritan-jeritan masih menggem
                      Haah..Aku hanya dapat menghela nafas. Biologi, pelajaran yang sangat aku sukai dulu, karena saat ini aku harus mencari 1 orang untuk tugas kelompok. Awalnya, aku ingin mengajak Diana, tetapi dia sudah bersama dengan Reza. Sempat berpikir tentang hubungan yang terjadi antara mereka berdua, tetapi aku kemudian fokus untuk mencari teman satu kelompok. Bingung,aku pun mengedarkan pandanganku dan semuanya telah mendapatkan kelompok, untungnya atau sialnya Ryan si ‘prince charming’belum mendapat teman kelompok. Jangan berpikir tidak ada yang ingin mengajaknya,bahkan hampir semua siswi ingin satu kelompok dengannya dan tentunya ditolak olehnya. Benar-benar ‘heartbreaker’
                        Awalnya aku tidak ingin berurusan dengannya,tetapi jika aku tidak menyelesaikan tugas ini maka aku akan kehilangan beasiswaku dan aku tidak ingin itu terjadi. Dengan terpaksa, aku menghampirinya dan saat aku sudah berada di depannya dia melihatku dari ujung kaki sampai ujung rambut. Hei, apa dia tidak tahu arti dari privasi? Menghembuskan nafas perlahan, aku memintanya untuk menjadi teman satu kelompok yang dijawab dengan sebuah anggukkan setelah menimang beberapa saat. Sungguh, aku kira dia tidak akan mau tapi malah sebaliknya. Akupun mencoba untuk menguasai diri dan membicarakan tema yang diberikan oleh Bu Riska, guru biologi kami. Jujur, aku mengakui jika mereka cocok menjadi pangeran sekolah. Bukan hanya tampan, tapi juga pintar. Saat berdiskusi, dialah yang mengutarakan tema yang sangat menarik serta kreatif.
                        Waktu yang diberikan adalah 2 minggu yang membuat banyak jeritan tak rela karena waktu yang diberikan terlalu cepat dan tidak diacuhkan oleh sang guru yang langsung pergi setelah membubarkan kelasnya. Kelas biologi adalah kelas yang terakhir, jadi aku memutuskan untuk segera pulang. Saat mengambil tas, sebuah suara menghentikanku,”Siapa namamu?” tanya Ryan. Jadi dia belum tahu namaku padahal tadi kita sudah berdiskusi dan tadi pagi aku bukannya sudah memperkenalkan diriku? Kubalikkan tubuhku sehingga menghadapnya, tetapi karena tinggiku hanya sebahunya aku harus mendongak untuk melihat wajahnya. “Jadi kamu belum tahu namaku, baiklah. Perkenalkan namaku Nita, Pangeran.” jawabku dengan sarkastik dan meninggalkannya.
                        “Nita!” suara Diana menghentikan langkahku. Kulihat dia lari tergesa-gesa seperti dikejar sesuatu. “Haah..haah..Nita, kamu tahu nggak haah..haah..”ucapnya dengan tersengal-sengal. Aku hanya memutar mata bosan dengan perilaku Diana. “Atur dulu nafasmu, baru kamu bicara, Di dan aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.”
“Nita,kamu tahu nggak dari tadi semua orang melihat kamu lho.”ucap Diana.
Aku hanya memiringkan kepala, tidak mengerti.
“Iya Ta, semuanya melihat kamu karena kamu orang pertama di sekolah ini yang dapat dekat dengan Ryan bahkan bercakap-cakap dengannya.”ucapnya.
                        Sebenarnya apa yang dikatakan Diana itu memang benar. Saat kami berdua sedang berdiskusi tadi,aku merasakan tatapan iri dan takjub dari siswa lainnya. Awalnya aku agak risih jika diperhatikan seperti itu dan sempat berpikir bahwa Ryan sudah kebal dengan semua hal itu. Jadi, aku berusaha untuk terlihat biasa.
                        “Ta,kok kamu bisa dekat dengan prince charming itu sih?”Tanya Diana yang sepertinya sangat penasaran. Sungguh, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa akrab dengannya dan sebaliknya.Walau sudah kukatakan tidak tahu, Diana tetap bertanya tentang Ryan. Awalnya aku mencoba untuk tidak mengacuhkannya, tapi lama-kelamaan lumayan jengkel saat mendengarnya. Tiba-tiba aku teringat kepada Diana yang satu kelompok dengan salah satu pangeran, Reza. Aku berhenti tiba-tiba sehingga Diana tidak sengaja menabrakku dari belakang.
“Aduh,kok berhenti Ta?” Tanya Diana  yang sedang mengusap kepalanya. Aku membalikkan badanku menghadap Diana. “Di, saat kita berada di laboratorium aku melihatmu satu kelompok dengan Reza,bukan?”ucapku setelah meminta maaf.
                        Tiba-tiba mata Diana melebar karena mendengar pertanyaanku. Dia mengalihkan pandangannya dariku, “Bu..bukan apa-apa”ucapnya dengan terbata-bata.
“Oh iya, aku ada janji dengan seseorang hari ini, jadi aku duluan ya Nita!”ucap Diana tiba-tiba dan langsung berlari meninggalkanku.
“He..hei Diana!”Teriakku, tapi terlambat karena dia sudah jauh. Aku hanya dapat menduga bahwa Diana memiliki sebuah rahasia yang dia sembunyikan dariku.
                        Tidak terasa aku sudah sampai di depan rumahku.Mengambil kunci yang kuselipkan di bawah keset,aku langsung membuka pintu. “ aku pulang.”ucapku. Tetapi yang kudapati rumah dalam keadaan sepi. Sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, aku langsung ke kamar dan mengganti baju. Setelah menggunakan baju yang kurasa tidak terlalu berlebihan, aku langsung ke dapur dan memasak mie instan karena aku tidak terlalu bisa memasak dan ditemani dengan jus jeruk.Aku tahu aku seorang wanita yang seharusnya pandai memasak,tetapi setiap orang memiliki kelebihan masing-masing kan, jadi kenapa aku harus melakukan sesuatu yang tidak aku sukai. Aku juga tahu bahwa mie instant itu tidak baik untuk kesehatan, tetapi apa yang bisa aku lakukan. Apa aku harus memesan makanan sehat, tentu saja itu tidak mungkin karena itu akan mengurangi uang sakuku.
                        Hal ini tidak akan terjadi jika orang tuaku tidak menemukan sebuah ide gila untuk membuatku hidup mandiri, yaitu dengan memberikan aku sebuah apartemen berlantai satu yang hanya terdapat satu kamar, satu kamar mandi, satu dapur, serta halaman belakang yang tidak terlalu luas. Ditambah dengan penyitaan semua fasilitas yang diberikan oleh mereka dan uangku. Mereka hanya memberikan uang saku yang cukup selama sebulan dan ini sudah bulan ketujuh sejak kejadian tersebut. Untungnya aku memiliki iQ yang cukup tinggi, sehingga aku masuk ke sebuah sekolah elit di daerahku yang sekarang dengan bantuan beasiswa.
                        Tidak ingin mengingat kejadian itu lagi, aku menyudahi acara makan malamku dan membereskan cup mie yang aku gunakan. Setelah semuanya bersih, aku langsung menuju ke kamarku dan tidur agar tidak terlambat esok hari.

To be Continued......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar