You ?
Triinngggg......
Bunyi alarm bergema dan
membangunkan seseorang yang tengah bergelung nikmat dengan selimutnya.
Perlahan
tubuh itu terbangun dan mematikan alarm yang menganggu tidurnya. Dia
mereganggkan tubuhnya dan aku yakin kalian tidak ingin tahu bagaiman
penampilannya saat ini. Ya, memang khas orang bangun tidur, lengkap dengan iler
dan rambut yang acak – acakan bagaikan mak lampir yang baru selesai make up.
Dia menguap beberapa kali dan melihat jam dan langsung terbelalak saat melihat
jam 8 pagi. Dengan cepat, dia pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya
seadanya dan memakai minyak wangi yang lumayan banyak agar tidak terlalu
kentara bila dia mandi dengan kecepatan kilat. Yakin akan bau tubuhnya dan
penampilannya dalam kondisi baik, dia bergegas mengambil laptopnya dan kunci
sepeda motornya. Dia tidak terlambat, dia tahu itu, tetapi entah kenapa dia
ingin ke tempat itu secepatnya. Dia melihat tempat itu lumayan sepi dan
memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang ada taman dekat sebua air
mancur. Dia mengeluarkan buku catatannya dan kembali menggambarkan sketsa wajah
karakter utama yang akan berperan dalam ceritanya kali ini dengan rambut
hitamnya dan juga kulit putih bersih itu ditambah dengan bibir merah delima
yang jika tersenyum pasti dapat membuat wanita meleleh. Membayangkan aja sudah
memerah apalagi jika dia benar – benar
ada. Dia menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan fantasi itu di
pikirannya. Dia mengalihkan pikirannya dan melihat kolam yang ada di hadapannya
dan membiarkan angin menerpa wajahnya. Dia tahu jika khayalan tadi tidak
mungkin menjadi kenyataan. Dia beranjak dari tempat itu dan berniat pergi.
Mengambil kunci motornya, dia kemudian ingat akan buku catatannya. Dia bingung
di mana buku itu, apakah terjatuh ? Kemudian dia ingat bahwa menaruhnya di
bangku dekat kolam air mancur. Dengan cepat dia kembali ke tempat itu. Bukan
tanpa alasan dia takut jika sesorang menemukan buku itu karena buku itu berisi
identitas penulis buku yang paling diidolakan oleh Aditya Mahya, sahabatku. Langkahku melambat saat melihat seseorang telah
menggantikan posisiku di asan dan memegang buku itu. Perlahan aku mendekatinya
dengan muka pucat, dari postur tubuhnya
dapat ditebak jika dia adalah seorang laki – laki. Dia berambut hitam dan memakai
sebuah topi dan memakai kemeja. Dia tampak sangat serius dengan bukunya dan
membuat Ayu tambah ketakutan akan jati dirinya. Dia tidak dapat melihat wajah
orang itu karena tertutupi bayang topinya. Memberanikan diri untuk meminta
bukunya dan saat dia memegang bahunya, dia langsung dihadiahi dengan tatapan
tajam yang membuat tubuhnya merinding.
“ Siapa kau ?” tatapan tajam itu masih
mengarah padanya. Aku meneguk ludah dan merasa ketakutan akan tatapan itu. Aku
menunjuk buku yang tengah dipegang olehnya. Dia melihat ke arah yang aku tunjuk
dan mengangguk mengerti.
“ Jadi, kau pemilik buku ini ?” Dia
menunjukkan buku yang bersampul biru itu dan aku pun mengangguk. Dia tampak
menimang untuk memberikan buku itu. Dia melihatku yang tengah memasang muka
memelas dan mengalihkan pandangannya. Mengehela nafas, akhirnya dia memberikan
buku itu padaku. Aku menerimanya seraya tersenyum lebar, begitu gembira kketika
menemukan buku itu kembali dan setengah berharap bahwa dia tidak mengetahui
identi-
“ Jadi, kau Lazuardi Yalanda, si penulis
terkenal itu, ya?” Aku terkejut ketika mendengarnya sehingga mulutku ternganga
dan buku itu tidak sengaja terjatuh saking terkejutnya. Dia menyeringai ketika
melihat responku.
“ Menaruh identitasmu di buku, sungguh
ceroboh.” Dia mendengus yang membuatku memerah karena malu dan marah akan
perkataannya. Aku menunjuk wajahnya yang akan membuatku mendapatkan tatapan
tajam itu lagi. Tuh kan benar, dia memandangiku yang membuat tanganku bergetar
dibuatnya.
“ Kau kan nggak tahu apa – apa !” Dia
mendengus lagi dan melepaskan topinya dan menyisir rambutnya kebelakang. Aku
terkejut bukan kepalang ketika dia tersenyum kepadaku. Rambut hitam itu, bibir
merah itu, dan senyum itu, kenapa bisa ?
To Be Continued ...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar