Kamis, 26 Januari 2017

Real 2, You ? | Yamazaki Akira


You ?


Triinngggg......
Bunyi alarm bergema dan membangunkan seseorang yang tengah bergelung nikmat dengan selimutnya.
Perlahan tubuh itu terbangun dan mematikan alarm yang menganggu tidurnya. Dia mereganggkan tubuhnya dan aku yakin kalian tidak ingin tahu bagaiman penampilannya saat ini. Ya, memang khas orang bangun tidur, lengkap dengan iler dan rambut yang acak – acakan bagaikan mak lampir yang baru selesai make up. Dia menguap beberapa kali dan melihat jam dan langsung terbelalak saat melihat jam 8 pagi. Dengan cepat, dia pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya seadanya dan memakai minyak wangi yang lumayan banyak agar tidak terlalu kentara bila dia mandi dengan kecepatan kilat. Yakin akan bau tubuhnya dan penampilannya dalam kondisi baik, dia bergegas mengambil laptopnya dan kunci sepeda motornya. Dia tidak terlambat, dia tahu itu, tetapi entah kenapa dia ingin ke tempat itu secepatnya. Dia melihat tempat itu lumayan sepi dan memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang ada taman dekat sebua air mancur. Dia mengeluarkan buku catatannya dan kembali menggambarkan sketsa wajah karakter utama yang akan berperan dalam ceritanya kali ini dengan rambut hitamnya dan juga kulit putih bersih itu ditambah dengan bibir merah delima yang jika tersenyum pasti dapat membuat wanita meleleh. Membayangkan aja sudah memerah apalagi  jika dia benar – benar ada. Dia menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan fantasi itu di pikirannya. Dia mengalihkan pikirannya dan melihat kolam yang ada di hadapannya dan membiarkan angin menerpa wajahnya. Dia tahu jika khayalan tadi tidak mungkin menjadi kenyataan. Dia beranjak dari tempat itu dan berniat pergi. Mengambil kunci motornya, dia kemudian ingat akan buku catatannya. Dia bingung di mana buku itu, apakah terjatuh ? Kemudian dia ingat bahwa menaruhnya di bangku dekat kolam air mancur. Dengan cepat dia kembali ke tempat itu. Bukan tanpa alasan dia takut jika sesorang menemukan buku itu karena buku itu berisi identitas penulis buku yang paling diidolakan oleh Aditya Mahya, sahabatku. Langkahku  melambat saat melihat seseorang telah menggantikan posisiku di asan dan memegang buku itu. Perlahan aku mendekatinya dengan muka pucat, dari  postur tubuhnya dapat ditebak jika dia adalah seorang laki – laki. Dia berambut hitam dan memakai sebuah topi dan memakai kemeja. Dia tampak sangat serius dengan bukunya dan membuat Ayu tambah ketakutan akan jati dirinya. Dia tidak dapat melihat wajah orang itu karena tertutupi bayang topinya. Memberanikan diri untuk meminta bukunya dan saat dia memegang bahunya, dia langsung dihadiahi dengan tatapan tajam yang membuat tubuhnya merinding.
“ Siapa kau ?” tatapan tajam itu masih mengarah padanya. Aku meneguk ludah dan merasa ketakutan akan tatapan itu. Aku menunjuk buku yang tengah dipegang olehnya. Dia melihat ke arah yang aku tunjuk dan mengangguk mengerti.
“ Jadi, kau pemilik buku ini ?” Dia menunjukkan buku yang bersampul biru itu dan aku pun mengangguk. Dia tampak menimang untuk memberikan buku itu. Dia melihatku yang tengah memasang muka memelas dan mengalihkan pandangannya. Mengehela nafas, akhirnya dia memberikan buku itu padaku. Aku menerimanya seraya tersenyum lebar, begitu gembira kketika menemukan buku itu kembali dan setengah berharap bahwa dia tidak mengetahui identi-
“ Jadi, kau Lazuardi Yalanda, si penulis terkenal itu, ya?” Aku terkejut ketika mendengarnya sehingga mulutku ternganga dan buku itu tidak sengaja terjatuh saking terkejutnya. Dia menyeringai ketika melihat responku.
“ Menaruh identitasmu di buku, sungguh ceroboh.” Dia mendengus yang membuatku memerah karena malu dan marah akan perkataannya. Aku menunjuk wajahnya yang akan membuatku mendapatkan tatapan tajam itu lagi. Tuh kan benar, dia memandangiku yang membuat tanganku bergetar dibuatnya.
“ Kau kan nggak tahu apa – apa !” Dia mendengus lagi dan melepaskan topinya dan menyisir rambutnya kebelakang. Aku terkejut bukan kepalang ketika dia tersenyum kepadaku. Rambut hitam itu, bibir merah itu, dan senyum itu, kenapa bisa ?


To Be Continued ...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar